Rabu, 25 April 2012

Perlukah Menceritakan Fantasi Seks ke Pasangan ??

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
www.up2det.com [imagetag]

Pasangan yang telah menikah selama bertahun-tahun biasanya sudah sangat saling mengenal dan berbagi banyak hal. Sampai-sampai, kedua pasangan saling mengetahui kebiasaan sepele masing-masing.

Namun apabila menyangkut masalah fantasi seks, beberapa orang ada yang menutup rapat-rapat agar pasangannya tidak tahu.

Banyak pakar seks yang menyarankan pasangan agar berhati-hati ketika mengungkapkan fantasi seks pribadinya kepada pasangan. Alasannya, tindakan ini seringkali menjadi bumerang.

Fantasi seks yang dimiliki juga beragam. Ada yang membayangkan adegan seks dan ada yang membayangkan bercinta dengan sosok atau orang lain.

"Untuk meminimalkan kesalahpahaman, buatlah panduan sebelum mengungkapkan fantasi erotis. Pastikan pasangan saling memahami mengenai tujuan masing-masing, apakah hanya untuk mempelajari pengalaman seksual masing-masing atau memperlihatkan aktivitas seksual yang ingin dicoba?" kata Wendy Maltz, MSW, terapis seks dan penulis dari 'Private Thoughts: The Power of Women's Fantasies' seperti dilansir WebMD.

Pakar lainnya lebih sepakat bahwa yang terbaik adalah tidak langsung menceritakan secara gamblang fantasi seks, namun mengetes respons pasangan. Misalnya, bisa mengatakan kepada pasangan, 'Bagaimana menurutmu tentang adegan di film itu?'.

Alasannya, meskipun saat kedua pasangan secara sukarela mengungkapkan fantasi seksnya, tidak ada jaminan bahwa kedua pasangan akan akan saling memahami.

"Ini adalah dasar yang rapuh untuk sebuah hubungan. Menceritakan fantasi seks benar-benar dapat menambah pengalaman seksual atau justru menghancurkan hubungan. Tindakan ini dapat membuat hubungan menjadi tegang dan mencemaskan," kata Maltz.

Sering kali, dibutuhkan keberanian yang besar untuk mengungkapkan fantasi seks yang tidak biasa, misalnya kecenderungan menyakiti pasangan agar dapat orgasme.

Selanjutnya, dibutuhkan pasangan yang sangat mencintai dan setia untuk mendengarkan dan menerima fantasi yang mungkin tidak biasa itu. Ketidakmampuan untuk menerima fantasi yang menegangkan dapat menyebabkan keretakan hubungan.

Penelitian terbaru menyatakan bahwa berfantasi seks adalah hal yang sangat normal, bahkan sehat. Namun, banyak orang yang tidak menceritakan atau mengabaikan fantasi seksnya ini.

Akibatnya, bisa kehidupan seks mungkin akan menjadi kurang memuaskan. Maka, beberapa ahli ada yang berpendapat bahwa fantasi seks sah-sah saja diceritakan kepada pasangan.

"Pasangan akan senang melihat orang yang dicintai merasa bergairah, dan fantasi seks dapat mendukung hal itu. Jika tidak merasa bergairah, pasangan akan dapat mengetahuinya," kata Cheryl McClary, PhD, JD, profesor kesehatan perempuan di University of North Carolina-Asheville.

McClary percaya bahwa mengungkapkan fantasi erotis kepada pasangan dapat memperkuat hubungan. Namun ia juga mengakui bahwa hal ini tidak selalu tepat untuk untuk semua orang.

Fantasi mengenai posisi seks atau adegan seks mungkin masih bisa diceritakan, namun jika fantasi seks melibatkan sosok orang lain, ada baiknya pasangan tidak perlu tahu.  Sumber

Aziz 26 Apr, 2012

noreply@blogger.com (admin) 26 Apr, 2012


-
Source: http://aneh-o-aneh.blogspot.com/2012/04/perlukah-menceritakan-fantasi-seks-ke.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com